Tugas 6: Contoh Kasus Audit Sistem Informasi
AUDIT SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 4.1
(STUDI KASUS IBI DARMAJAYA)
IBI Darmajaya merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan menggunakan teknologi informasi, sehingga dibutuhkan penggunaan TI yang mendukung guna mencapai rencana dan strategi bisnis IBI Darmajaya. Sebagai perguruan tinggi yang memberikan jasa pendidikan, maka sistem informasi akademik (SIAKAD) memiliki fungsi yang cukup penting dan merupakan salah satu pendukung dari pencapaian sasaran tersebut. SIAKAD merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk mendukung manajemen terhadap jalannya suatu proses administrasi dan operasional. SIAKAD IBI Darmajaya terdiri dari registrasi mahasiswa baru, penjadwalan, pengisian KRS, pengelolaan administrasi perkuliahan, nilai mahasiswa, presensi mahasiswa dan dosen mengajar, dan lain sebagainya.
Pengelolaan Sistem Informasi Akademik yang tidak terkelola dengan baik akan berdampak pada rendahnya kualitas layanan, rendahnya tingkat kepuasan pelanggan/mahasiswa, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan stakeholder terhadap institusi. Hal tersebut di atas dapat diatasi dengan pemantauan/evaluasi secara periodik terhadap pelaksanaan SIAKAD. Dengan adanya pemantauan terhadap proses pelaksanaan SIAKAD diharapkan dapat memperbaiki segala kekurangan dan kelemahan sistem yang sedang berjalan menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan tujuan bisnis institusi. Metode Penelitian yang digunakan adalah tahapan mengaudit sistem informasi yaitu : Perencanaan (Planning), Pemeriksaan Lapangan (Fieldwork), Pelaporan (Reporting), Tindak Lanjut (Follow Up). Tool yang digunakan adalah Framework COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) yang dikeluarkan oleh ISACA (Information System Audit and Control Association). Berdasarkan Hasil perhitungan pada setiap proses TI yang terdapat dalam domain Planning and Organization (PO) dan Delivery and Support (DS) pada umumnya berada di level 3 (defined process), agar seluruh TI dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan (expected maturity level) di level 4 (manage) maka semua prosedur yang disyaratkan di tiap proses harus dipenuhi. Untuk mencapai level 4 (manage) maka setiap proses TI harus memiliki prosedur baku dan tertulis yang disosialisasikan ke semua pihak yang terlibat dalam sistem informasi akademik, yaitu kepada pengelola dan pengguna sistem. Prosedur tersebut harus didokumentasikan dan di-update secara berkala. Dari hasil gap antar tingkat kematangan tata kelola TI saat ini dengan tingkat kematangan yang ingin dicapai, diketahui pada domain PO dan DS prioritas perbaikan dilakukan pada PO7 (mengelola sumber daya manusia TI).
Tingkat kematangan (maturity level) yang ada pada setiap proses TI yang terdapat dalam domain Planning and Organization (PO) dan Delivery and Support (DS) pada umumnya berada di level 3 (defined process) agar seluruh TI dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan (expected maturity level) di level 4 (manage) maka semua prosedur yang disyaratkan di tiap proses harus dipenuhi. Mengacu pada standarisasi COBIT untuk mencapai level 4 (manage) maka setiap proses TI harus memiliki prosedur baku dan tertulis yang disosialisasikan ke semua pihak yang terlibat dalam sistem informasi akademik, yaitu kepada pengelola sistem dan pengguna langsung sistem. Prosedur tersebut harus didokumentasikan dan diupdate secara berkala.
Untuk kedepannya diharapkan dapat selalu dilakukan audit untuk penelitian berikutnya agar level maturity setiap proses dapat diketahui hasilnya, sehingga selalu dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai tujuan bisnis institusi.
Referensi :
Neni Purwati. 2014. Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus Ibi Darmajaya). Jurnal Informatika, 14(2): 134-152.

Komentar
Posting Komentar